Insight Nyari Kerja di Dunia IT

Post ini kurang lebih akan mengcover pengalaman dan juga tips-tips dari gw terkait interview kerja. Biar dapet konteks dan naratif yang lebih enak, meningan gw cerita dikit aja.

Latar Belakang

Sebagai mahasiswa semester 5, gw ga banyak mikir masalah mau apply kemana, liat-liat cuma yang cocok aja jobdescnya. Alhasil, ketika portal dari kampus mulai muncul, gw langsung apply aja semua yang keliatannya cocok, yaitu semua yang ada “DevOps” dan “Cloud”-nya. Ga lama, dapet tuh beberapa, pas nemu yang cocok, masuk.

Fast forward sekitar 1 tahun, masa magang sudah mau selesai, dan temen-temen lain sudah mulai mencari kerja, gw juga sedikit terdesak untuk mencari. Mulai deh, mencari di LinkedIn, JobStreet, Glints, dan lainnya.

Dari pengalaman gw itu, ada beberapa pelajaran yang bisa diambil:

Untuk Perusahaan Software, DSA dan Competitive Programming itu Normal

Kalau kamu masuk ke role-role seperti software engineer, QA engineer, front-end atau back-end developer, ataupun fullstack dan sebagainya, kemungkinan besar akan ketemu DSA (Data Structures and Algorithms) dan Competitive Programming, yang bentuknya biasa seperti soal cerita. Kalau kamu lulusan IT, pasti pernah dong ya, ketemu dengan soal jenis ini. Untuk latihan, simple saja, coba kerjain aja hal-hal seperti LeetCode, Kattis, HackerRank, sesuaikan aja dengan spesialisasimu. Kalau bingung, banyak juga yang resource belajar kadang membahas soal spesifik itu, cari aja di google kok, banyak.

Selain dari itu, role-role developer banyak juga melihat portfolio projek, banyak berkaitan dengan webapp, dan cukup juga terpaku pada framework/language yang pernah digunakan baik kerja maupun proyek personal. GitHub yang aktif juga biasanya poin plus, tapi memang ini cukup niche karena banyak orang yang bekerja pada sektor yang mementingkan kerahasiaan, jadi aktivitas Git itu sendiri juga biasanya ada pada repo privat yang tidak terlihat.

Untuk Cyber Security, Sertifikat itu Penting

Kontras kalau dibandingkan dengan developer, CyberSecurity terlihat lebih menyukai sertifikat. Contohnya, sertifikat CEH (Certified Ethical Hacker), dan seterusnya. Kebanyakan kenalan gw yang masuk Cyber, juga memiliki banyak sertifikat, dan itu juga cukup umum di industri. Untuk permulaan, sebaiknya mencari program yang mensponsor sertifikat, seperti dulu ketika SecOps Group membagikan voucher sertifikat CAP (Certified AppSec Practitioner) secara gratis ke mahasiswa.

DevOps dan Cloud, Gabungan Sertifikat dan Proyek

Untuk role-role terkait dengan DevOps dan Cloud, kebetulan bagian dimana gw biasa berkecimpung, kurang lebih mendapat cipratan dari semua yang tadi.

Pengetahuan biasa yang dibutuhkan untuk DevOps, lebih ke networking (dasar ke menengah, ga perlu sampai kaya network engineer, tapi semakin biasa semakin baik), Linux (untuk hal-hal sysadmin), CI/CD dan automation, dan terakhir ke infrastruktur, dari VM dan server ke Docker dan Kubernetes.

Sertifikasi yang biasa dibutuhkan (tergantung company sebenarnya), biasanya berkaitan dengan Linux, cloud, dan infra. Contohnya sertifikasi cloud dari AWS, GCP, Azure, Oracle, seperti AWS Certified Solutions Architect – Associate, ataupun GCP Professional Cloud Architect. Untuk role-role seperti DevSecOps yang main ke security juga kadang butuh sertifikat yang temanya keamanan, ataupun yang lebih ke Kubernetes bisa ambil CKA (Certified Kubernetes Admin).

Biasa sertifikasi ga wajib, dan pengaruhnya juga lebih ke membantu kita masuk ke pintu awal HR dibandingkan dengan memenangkan interview itu sendiri. Jadi misal HR melihat untuk freshgrad, lebih baik yang udah bersertifikasi atau belum jika pengalaman sama sama 0? Jelas lah ya itu. Tapi kalau sudah lebih senior, biasanya lebih dites ke kemampuan sendiri, tapi oke sih untuk pengetahuan dan mengasah teknis, gw rekomen kalo ada program yang ngasi gratis, kaya Google Innovators Get Certified, atau Digitalent, itu ambil aja.

Projek juga susah, kalo automation mungkin masih lebih bisa, mungkin jalanin automatic code scanning menggunakan CI/CD, setelah code selesai dipush, trigger auto build Docker, lalu containernya discan, dan mengirim hasilnya ke dashboard, itu masih normal. Tapi kalau proyek infra biasanya makan duit banyak dan lebih realistis kalau ngambil internship sambil membuat proyek internal.

Tips Apply Kerja

  • Kalau cari di LinkedIn, apply ke job listing yang belum lama dipost, untuk memaksimalkan kesempatan dinotice oleh recruiter. Untuk yang EZ apply, kirim semakin cepat semakin baik, asal kualifikasi sudah pas, CV sudah dibuat ngepas juga, kirim aja, karena kalau memang rolenya banyak yang minat, akan cepat terisi itu.
  • Pelajari dulu tiap perusahaan yang di-apply sebelum daftar, dan atur CV sedemikian. Misal rolenya butuh cloud, tulis cloud enthusiast, dan highlight sertifikasi cloud, ataupun proyek yang berkaitan dengan cloud. Kalau perusahaannya butuh yang lebih ngerti Linux, ataupun networking, highlight yang lebih relevan.
  • Banyak rekomendasi isi CV yang bisa diliat di internet, tapi kurang lebih:
    • Pake format ATS, gausah yang formatnya aneh-aneh, rekruter ga peduli sama desain (kecuali orang UI/UX ya, gatau kalo itu, cari guide lain aja)
    • Tulis hal yang paling relevan dulu, kaya pengalaman kerja, di depan. Hal-hal yang kurang penting bisa di belakang, kaya projek-projek kalo panjang.
    • Gausah masukin hobi, terutama kalo ga relevan kaya misal apply ke role Cyber Security, hobi nya sepak bola.
    • Jangan post CV di LinkedIn, CV cukup buat company yang mau hire kita aja, itu data diri, jangan jadiin itu sebagai bahan OSINT (Open-Source Intelligence) orang lain ke anda.
    • Cukup 2 halaman aja, rekruter juga ga mau baca kepanjangan. Kalau mereka ada ratusan yang perlu dibaca, banyak juga yang bakal di-skim doang.
    • Gunakan bahasa baku, jaman sekarang juga banyak alat AI yang bisa dipake untuk memudahkan, tapi tetap gunakan kata-kata sendiri, agar masih milik kita dan bukan milik mesin.
    • Highlight pencapaian yang bisa diukur, seperti “berhasil menaikkan audience engagement sebesar 30%” dan bukan “baik dalam bekerja dalam tim”. Tapi kalau masih freshgrad, lakukan yang terbaik aja gausah dipaksain kuantitatif semua.
    • Website juga pilihan baik untuk nunjukin portfolio, sama kaya website ini sekarang, minimal ada aja daripada ga ada gitu. Gw yakin kalian pasti bisa buat yang bagus kok.

Sepertinya itu dulu untuk insight kali ini, selanjutnya gw buat lagi terkait dengan interview, aight see you soon.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Collaborative Insights from an Aspiring Engineer